Voice Netizen - Polisi akhirnya mengungkap motif di balik tragedi pembunuhan seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang mengejutkan masyarakat, di mana korban, MNZ (19), mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dibunuh oleh kakak senior di jurusannya, AAB (23). Motif dari perbuatan mengerikan ini terkait dengan perasaan iri terhadap kesuksesan korban serta terjebak dalam utang pinjaman online dan beban belum membayar kamar kos.
Kepala Urusan Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi, mengonfirmasi bahwa pelaku, AAB, mengakui bahwa iri dengan prestasi yang dicapai oleh korban menjadi salah satu alasan mengapa dia melancarkan aksinya. MNZ diduga memiliki catatan akademik dan prestasi lain yang mengesankan di kampus, yang mungkin menjadi sumber kecemburuan bagi AAB.
Selain itu, masalah finansial yang dihadapi oleh pelaku juga menjadi faktor yang mempengaruhi tindakannya. AAB terjebak dalam utang pinjaman online yang menumpuk, dan beban untuk membayar kamar kos yang belum terpenuhi membuatnya merasa tertekan. Hal ini kemungkinan menyebabkan AAB mengalami tekanan psikologis yang berat dan mencari cara keluar dari masalahnya.
Kronologi kejadian yang diungkapkan oleh pihak berwenang menyatakan bahwa AAB menganiaya MNZ dengan menggunakan sebilah pisau hingga korban menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah perbuatan tragis tersebut, pelaku berusaha menghilangkan jejak dengan membungkus jasad korban menggunakan plastik hitam dan menyembunyikannya di kolong tempat tidur. Tindakan ini menambah kekejaman yang dilakukan oleh AAB, yang seharusnya menjadi saudara kandungnya di dunia akademik.
Tragedi ini terungkap setelah polisi menerima laporan mengenai penemuan mayat MNZ di salah satu kamar kos di Kukusan, Beji. Menanggapi laporan tersebut, pihak berwenang segera melakukan penyelidikan dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti dan saksi-saksi.
Reaksi atas tragedi ini terjadi di berbagai kalangan masyarakat. Keluarga dan teman-teman korban berduka atas kehilangan yang mendalam, sedangkan masyarakat secara keseluruhan menyuarakan keinginan untuk keadilan bagi korban dan keluarganya. Pengadilan akan menjadi tahapan penting dalam mengungkap kebenaran dan memberikan hukuman setimpal atas perbuatan yang tak termaafkan ini.
Kasus ini telah menarik perhatian masyarakat terhadap pentingnya mengelola emosi dan menemukan cara yang lebih baik dalam menghadapi masalah finansial. Pengelolaan emosi yang buruk dan tekanan finansial dapat membawa konsekuensi yang mengerikan, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Sebagai masyarakat, kita harus lebih peka terhadap orang di sekitar kita yang mungkin sedang mengalami kesulitan, serta membantu mereka menemukan solusi yang lebih positif dalam mengatasi masalah.
Tragedi pembunuhan ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih menghargai hidup, menjaga hubungan dengan sesama, dan bersikap bijaksana dalam menghadapi kesulitan hidup. Semoga kasus ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat dan memperkuat kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental dan kestabilan finansial dalam kehidupan kita sehari-hari.