Bandung Spirit di Era Digital: KAA 2025 Menjawab Tantangan Global Menuju Indonesia Berkelanjutan

Redaksi

Voice Netizen - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Forum Diskusi Publik: “Bandung Spirit di Era Digital: KAA 2025 Menjawab Tantangan Global Menuju Indonesia Berkelanjutan”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat tiga narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Ibu Dr. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si., yang merupakan seorang Komisaris PT. Produksi Film Negara (Persero), serta Bapak Setiadi Ihsan, M.Si, sebagai Dosen Universitas Garut.

Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Forum Diskusi Publik memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi, serta memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Seminar dimulai pada pukul 12.30 WIB yang diawali dengan ditampilkannya video-video yang berkaitan dengan literasi digital, dilanjut oleh hiburan band selama 20 menit. Kemudian, Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sebelum dimulainya sesi materi, terdapat seorang keynote speaker yang menyampaikan sambutannya, yaitu Ibu Astrid Ramadian Wijaya, selaku ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Direktorat IK Polhukam, Ditjen Informasi dan Keterbukaan Publik (IKP). Kemudian, kegiatan dilanjut dengan sesi pemaparan materi yang diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 

Pak Kharis menjelaskan bahwa pada era digital ini, kita tidak boleh menghapus spirit pahlawan masa lalu, yang saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan. Beliau juga menjelaskan bahwa, tahun 2025 akan menjadi kekuatan dan kebersamaan tiap negara yang patut dipertimbangkan dan direalisasikan, walaupun seperti yang kita ketahui, sampai saat ini, masih ada negara yang belum merdeka, yaitu Palestina. “Sebagai rakyat Indonesia, kita dapat mengikuti semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang harapannya dapat mewujudkan Indonesia yang sustainability,” sebut Pak Kharis.

Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Dr. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si.,. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa latar belakang adanya KAA 2025 adalah untuk menjawab tantangan global dan menuju masa depan yang berkelanjutan. Beliau menambahkan bahwa Kota Bandung memiliki peran dalam perubahan global, yaitu sebagai pusat ekonomi, budaya, dan pendidikan di Jawa Barat. Pentingnya Bandung Spirit di era digital adalah untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan di Asia-Afrika. “Mempererat hubungan antarbangsa melalui kreativitas dan teknologi dan memperkuat branding kota bandung dalam spirit KAA merupakan tujuan yang harus kita realisasikan,” ucap Bu Niken.
Bapak Setiadi Ihsan, M.Si, menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa kita menghadapi tantangan global menuju keberlanjutan, yaitu kesehatan global dan ketimpangan ekonomi.
Menurut beliau, Indonesia memiliki peran di dunia global, untuk mewujudkan keberlanjutan.

“Pada era digital ini, semangat Bandung Spirit dari KAA mengajarkan kita untuk tetap bersatu dalam menghadapi tantangan global. Kita juga harus mengadopsi mindset kolaboratif dan inklusif menggunakan teknologi sebagai alat untuk menciptakan dunia yang lebih adil, setara, dan berkelanjutan,” sebut Pak Setiadi.

Setelah paparan materi dari ketiga narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 100 peserta, terdapat tiga pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada pukul 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.
Tags