Eksistensi Anak Muda dalam Menangkal Hoaks

Redaksi

Voice Netizen - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Forum Diskusi Publik: “Eksistensi Anak Muda dalam Menangkal Hoaks”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Jumat, 18 Oktober 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat tiga narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Gun Gun Siswadi, yang sebagai pegiat literasi digital, serta Bapak Aba Rohmad Nurkholik, A.Md.M., yang merupakan ketua KAMMI daerah Surakarta. 

Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Forum Diskusi Publik memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi, serta memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Seminar dimulai pada pukul 13.30 WIB yang diawali dengan ditampilkannya video-video yang berkaitan dengan literasi digital, dilanjut oleh hiburan band selama 20 menit. Kemudian, Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 

Pak Kharis menyebutkan bahwa hoaks tidak lain hanya sampah yang mengotori otak kita, sehingga dipenuhi oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Menurut beliau, anak muda saat ini lebih terdidik terkait hoaks, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, Beliau juga berpendapat bahwa anak muda pantas dan patut menjadi pionir sebagai pihak yang menangkal hoaks, dikarenakan mereka terbiasa menerima informasi yang masuk akal, dan itu merupakan sikap yang baik. “Semoga sikap tersebut dapat menjadi penangkal hoaks,” ucap Pak Kharis.

Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Gun Gun Siswadi. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan bahwa untuk dapat mengenali informasi hoaks, dapat dilakukan dengan melihat ciri-cirinya, yaitu memiliki judul yang heboh, isu yang tidak masuk akal, sumbernya tidak jelas, dan kualitas foto atau grafis yang ditampilkan rendah. “Literasi digital penting, karena membantu anak muda dalam menavigasi ruang digital dengan bijak dan tanggung jawab, membangun komunikasi yang efektif, pemberdayaan diri, dan dampak sosial,” ucap Pak Gun Gun. Beliau juga menyebutkan peran generasi muda dalam menangkal hoaks yaitu dengan menjadi agen perubahan, mengedukasi lingkungan, membangun komunitas, dan menjadi teladan.

Bapak Aba Rohmad Nurkholik, A.Md.M., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa karakteristik pemuda yaitu memiliki budaya konsumtif, self-diagnose, dan rentang perhatian telah mengalami perubahan di era digital. “Perlu dimahami bahwa menangkal hoaks ini harus dijadikan gerakan kolektif pemuda serta kolaborasi dengan beberapa elemen, agar meminimalisasi dampak buruk hoaks di tengah masyarakat,” ucap Pak Aba. Beliau menyebutkan bahwa peran yang diambil yaitu memiliki literasi digital, critical thinking social, communication skill, penguatan literasi digital dan organisasi pemuda, dan penguatan literasi masyarakat.

Setelah paparan materi dari ketiga narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 100 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada pukul 16.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.
Tags